Pencuri

25 Feb 2009

Blog Cerita Inspirasi Kategori Tokoh Inspiratif

tuaPada akhir tahun 1980-an di Shanghai, ada seorang yang jahat bernama Lee San. Dia adalah seorang yang cerdas,  tapi sayang, dia menggunakan kecerdasannya itu untuk mencuri. Mencuri adalah nafkah bagi orang ini. Karena kepintarannya, aktivitas ini tidak pernah terungkap oleh pihak berwajib. Dan saat ini, hidup Lee San sudah ‘berkecukupan’ dari penghasilannya mencuri dan berjudi.

Suatu hari, saat dia berkeliling mencari mangsa, Wang Wu ‘teman seperjuangannya’ memberi kabar.

“Aku punya berita besar, sebuah keluarga baru saja mendapatkan santunan beberapa ribu dollar. Dan mereka adalah sepasang kakek-nenek, aku tahu betul dimana rumah mereka.”

“Aha!” Lee San Tertawa, “Sasaran empuk nih..”

“Tetapi anjing mereka besar dan buas.. hati-hati !” Temannya menyahut.

Dengan Pe-De, Lee San menjawab, “Memang Kenapa? anjing hanya hewan bodoh, pasti mudah ditipu! Jangan remehkan kemampuanku.”

Malam itu juga, dengan membawa peralatannya, Lee San langsung menuju rumah sepasang orang tua itu. Ketika tiba di sana, Ia melihat sebuah lampu  minyak besar tergantung tinggi di gerbang rumahnya.

Lee San mulai mengendap-endap didepan gerbang rumah itu. Tiba-tiba terdengar suara anjing menyalak. Lee San dengan sigap melempar sepotong daging ke arah anjing itu. Daging itu sudah dibubuhi banyak ramuan racun mematikan.  Maka mudah ditebak, dalam jangka waktu kurang dari satu menit, anjing itu tergeletak – mati. Lee San pun sekarang dapat dengan leluasa memasuki pekarangan rumah orang tua itu.

Lee San mulai mengendap-endap memasuki pintu samping rumah yang tidak terkunci  lalu menuju kamar tempat uang-uang itu disimpan di bawah bantal. “Ini mudah sekali.” Lee berpikir, “Mereka punya begitu banyak uang, tetapi tidak menyimpannya dalam sebuah kotak brankas.”

Kemudian Lee San mendengar suara-suara dari ruang sebelah. Ternyata, wanita tua pemilik rumah itu sedang bercakap-cakap dengan suaminya. Lee diam di tempatnya dan mendengarkan dengan baik – untuk memastikan kedua orang itu tidak tahu kehadirannya.

“Pak, bukankah lebih baik jika kita menggunakan uang itu untuk menyewa pembantu ? kita sudah tua dan buta, kita butuh orang yang bisa merawat kita.” Wanita tua itu berbicara.

Lee San terkejut. Jika mereka buta, mengapa mereka meletakkan lampu besar di depan pintu gerbang mereka ?

“Oh, ya, sayangku, kamu benar, tetapi dari mana kita bisa mendapatkan uang untuk membayar pembantu ?” jawab si lelaki tua.

“Bukankah kita baru saja mendapatkan beberapa ribu dollar, santunan dari pejabat itu. Mengapa tidak kita gunakan saja ?” sang wanita tua berkata.

“Apa kamu lupa ?  Jawab lelaki tua itu. “Bukankah kita telah memutuskan untuk menyumbangkan uang itu untuk membangun panti asuhan ?”

Mendengar percakapan itu, Lee San merasa tidak nyaman,

“Oh, ya.. betapa pelupanya aku. Lagian kita masih bisa menghemat uang. Dengan tidak membeli minyak untuk lampu depan – dan kita masih bisa menjual anjing kita si Ding-Ding. Anjing itu sudah tua dan mulai senewen.” Kata wanita tua itu.

“Jangan kau lakukan itu !” sergah lelaki tua. “Kita harus menerangi orang-orang yang lewat. Jalan itu gelap, dan orang-orang tidak bisa berjalan dalam gelap. Dan jika si Ding-Ding ada di sini, maka orang-orang tidak perlu khawatir ada penjahat atau pencuri ketika mereka melewati rumah ini.”

“Kamu benar,” kata wanita tua itu “Sayang anak-anak kita sudah mulai jarang ke sini, tapi kita masih bisa bekerja, kita masih memiliki setumpuk kertas untuk dilem dan dijadikan amplop. Lalu kita bisa menjualnya.”

Lee San menyelinap keluar dengan perlahan. Kemudian, sambil duduk di depan gerbang, dia mulai menangis tersedu. Lee San sendiri adalah seorang anak yatim piatu. Dia dulu diasuh oleh seorang ayah tiri yang jahat – dan sebuah keluarga yang hanya memperlakukannya seperti pembantu, Lee akhirnya minggat dan mulai hidup di jalan beberapa tahun lalu.

Pagi berikutnya, ada tiga benda yang ditinggalkan Lee San di depan rumah pasangan orang itu. Seekor anjing herder yang masih kecil dan diikatkannya di tiang dekat pintu rumah, setumpuk uang, dan sebuah brankas besi lengkap dengan kuncinya untuk menyimpan uang.

Semenjak itu, tak ada lagi yang melihat Lee San. Dia lenyap begitu saja. Ada yang mengatakan kalau ia menjadi biarawan, dan ada pula yang mengatakan bahwa dia sudah menjadi pengusaha sukses yang sangat dermawan.

Bagaimanapun juga, beberapa tahun sesudah peristiwa itu, mulai berdiri beberapa Panti Asuhan dan Rumah Jompo yang dibangun atas nama Lee San – dan masih berdiri kokoh hingga saat ini di China.

(Seperti yang diceritakan Joseph Jiang, SJ – Shanghai, Cina)

14 Komentar di “Pencuri”

 

|
  1. bocahbancar berkata:

    Mm…Subhanallah..

    (xxx, xxx, xxx, xxx, )

    Cerita di atas sarat dengan hikmah dan saya sudah ambil hikmah tersebut,…

    Ada yang mau ambil juga..???

  2. Joddie berkata:

    Maaf, buat ‘bocahbancar’, comment anda terpaksa kami edit,
    Tetapi, kami sudah meneruskan masukan yang anda tulis kepada Dian.

    Terima kasih untuk masukannya,
    Admin.

  3. Dian hapsari berkata:

    thanks dah berkunjung ke blog saya. Blogmu bagus Joddie…coklat yang kuat dan tulisan yang inspiratif!

  4. elistadyon berkata:

    sesuatu yang bisa merubah sikap kita meskipun hanya lewat membaca sungguh cerita yang sangat bagus

  5. Zhang berkata:

    Cerita yang sangat mengharukan…. 🙂

    Dan terima kasih telah mengunjungi blog saya….
    Salam kenal dan sering2 mampir ya… 🙂

  6. abindut berkata:

    makasih udah mampir…
    Blognya bagus… tulisannya juga…
    lain kali mampir lagi deh…

  7. Makasih atas kunjungannya,….
    Blognya bagus mas…salut dehh…sangat memberi inspirasi.
    kalau boleh, tak copy ya….heee……
    gak jadi dehh….entar marah….

    Thanks…

  8. Joddie berkata:

    Kalo mo ngopi silahkan.. nyantai aja..

  9. Retty berkata:

    Terima kasih sudah mampir ke blog saya ya…
    Saling berbagi, sepertinya disini juga banyak kisah yang inspiratif…sampai jumpa lagi.

  10. Eric berkata:

    Nice story indeed. Saya ijin pasang di website teman ya…di dakiunta.com.

    Nanti dipasang sumbernya…Trims

  11. Joddie berkata:

    @Eric: OK.. makasih responnya ya…

  12. Christyn berkata:

    Jodd, thanx ya buat blog kamu…jd kita semua diberkati lewat cerita2 yg dishare teman2 semua…! Ceritanya bagus-bagus dan mempunyai nilai!

  13. hayu berkata:

    inspiratif banget, siiiip ….

  14. guntur berkata:

    suatu kisah yg inspiratif…

    thank buat ceritanya….

 

|

 

 

Tulis Komentar

Copyright © 2010 CeritaInspirasi.net. All rights reserved. Powered by Gravis Web Design